ggl7

Kamis, 16 Oktober 2014

Amin Rais Diruwat Warga Yogya, Karna Dinilai seperti Sengkuni

Dinilai sebagai Sengkuni, Amin Rais Diruwat warga Yogyakarta. foto: kompas.com

SENGKUNI , adalah tokoh perwayangan yang memiliki karakter buruk dan licik. Kesukaannya mengadu domba dan menebar permusuhan di mana-mana. Kepintarannya membuat provokasi tidak jarang atas ulahnya itu, sejumlah pihak terlibat permusuhan yang serius. 

Pendiri Partai Amanat Nasional (PAN), dinilai oleh banyak pihak sebagai orang yang memiliki sifat seperti tokoh Sengkuni di Negara ini. Termasuk Sebagian warga Yogyakarta,  menilai Amin Rais  seperti sengkuni di jagat politik Tanah Air ini, sehingga perlu untuk diruwat. 

Oleh karena itulah , Paguyuban Masyarakat Tradisi (Pametri) Yogyakarta mendatangi rumah tokoh Partai Amanat Nasional, Amien Rais, di Sawit Sari Condongcatur, Sleman, Yogyakarta, Kamis (16/10/2014). Rombongan ini datang untuk menggelar ruwatan terhadap  Amien dan para wakil rakyat yang dinilai bersikap sebagai "Sengkuni", sang penghasut.

Sunanda, koordinator aksi, mengatakan bahwa mereka sengaja menggelar acara ini karena menurut penilaian mereka, sebagai negarawan, sikap Amien Rais dinilai sudah melenceng dan telah mengingkari semangat reformasi.
"Jadi, kami ke sini untuk 'meruwat' Pak Amien Rais agar kembali bersih," ujarnya.
Rombongan Pametri dengan mengenakan pakaian adat Jawa dan membawa sesaji seperti pisang setangkep, bunga setaman, kurungan manuk (sangkar burung), dan dupa mulai berjalan menuju rumah Amien. Sesampainya di depan rumah mantan Ketua MPR RI tersebut, para anggota Pametri lantas duduk bersila.

Mbah Sukir sebagai sesepuh pun mulai memanjatkan doa-doa dengan bahasa Jawa yang intinya memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar bangsa Indonesia terhindar dari bencana dan orang-orang yang ingin merusak bangsa.

"Semoga Bapak Amien Rais lepas dari Sandikolo dan kembali bersih. Semoga bangsa ini terhindar dari bencana dan segala hal yang tidak baik. Semoga rakyat Indonesia bisa sejahtera," ucapnya seperti ditulis kompas.com.
Seusai mengucap doa, Mbah Sukir lantas mengambil pitik cemani atau ayam hitam, lalu dengan menggunakan gunting ia memotong sedikit bulunya. Setelah itu, ayam hitam tersebut dimasukkan ke dalam kurungan.

"Pemotongan bulu ayam cemani ini sebagai lambang melepaskan Sandikolo dari Pak Amien Rais," ujarnya.
Setelah itu, Mbah Sukir mengambil ayam berbulu putih lalu mengangkatnya sambil berteriak.

"Ini ayam putih melambangkan kebersihan kesucian. Semoga Bapak Amien Rais kembali bersih dan menjadi negarawan yang baik," ujarnya.

Pada adat Jawa, ruwatan adalah salah satu upacara agar orang terbebas dari segala macam kesialan dan bersih dari segala sifat jahat. Upacara ini sudah ada sejak nenek moyang dan masih terus dilestarikan sampai saat ini.
Ruwatan di depan pagar rumah berwarna biru tersebut digelar selama 30 menit. Setelah itu, rombongan paguyuban meninggalkan rumah Amien Rais menuju Tugu Yogyakarta. Di sana, mereka akan menggelar acara wayangan sederhana.###

Tidak ada komentar:

Posting Komentar