ggl7

Kamis, 23 Oktober 2014

Amin Rais Diruwat dan Di-SENGKUNI-kan Warga Yogya, Pimpinan PAN Tidak Terima

Amin Rais

Pimpinan Partai Aman Nasional (PAN) tidak terima junjungannya , Amin Rais, diruwat dan dikatakan sebagai Sengkuni  oleh warga Yogyakarta. Mereka melaporkan para peruwat itu ke Pola DIY atas perilaku yang dianggap menlecehkan Amin Rais itu. 

Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay mengaku sudah ada elemen masyarakat yang melaporkan kegiatan ruwatan di depan rumah Amien Rais ke Polda DIY.

"Aksi demonstrasi berbentuk ruwatan itu telah melanggar Pasal 19 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum," kata Saleh Partaonan Daulay, seperti diturunkan merdeka.com , belum lama ini. 

Saleh mengatakan pasal dan ayat tersebut secara tegas melarang penyampaian pendapat di lingkungan rumah ibadah. Berdasarkan laporan yang diterima, aksi tersebut dilakukan persis beberapa meter dari mesjid sekolah yang ada di sebelah rumah Amien Rais.

Sebagaimana diketahui, Paguyuban Masyarakat Tradisi (Pametri) Yogyakarta melakukan ruwatan terhadap Bekas Ketua MPR RI Amien Rais di depan rumahnya di Sawit Sari Condongcatur, Sleman, Yogyakarta, Kamis (16/10). Mereka melakukan ruwatan kepada Amien Rais karena dinilai telah menjadi 'Sengkuni' dalam politik Indonesia.

Para anggota Pametri mengenakan pakaian adat Jawa dan membawa sesaji seperti pisang setangkep, bunga setaman, kurungan manuk (sangkar burung) sebagai sesajen untuk mendoakan Amien di depan rumahnya.

"Semoga Bapak Amien Rais lepas dari Sandikolo dan kembali bersih. Semoga bangsa ini terhindar dari bencana dan segala hal yang tidak baik. Semoga rakyat Indonesia bisa sejahtera," ucapnya.

Setelah mengucapkan doa, Mbah Sukir menggunting bulu ayam hitam lalu mengurung ayam hitam tersebut dimasukkan ke dalam kurungan. Menurut dia pemotongan bulu ayam hitam tersebut melepaskan Sandikolo dari Amien Rais.

Setelah itu, Mbah Sukir mengambil ayam berbulu putih dan memanjatkan doa supaya Amien Rais menjadi manusia yang bersih dan menjadi negarawan yang baik.

Sementara itu, Koordinator Aksi, Sunanda, mengatakan upacara ruwatan Amien Rais dilakukan kerena mereka menilai Amien sebagai pejuang reformasi dan negarawan sudah melenceng.

"Kami ke sini untuk meruwat Pak Amien Rais agar kembali bersih," ujarnya.

Selanjutnya Saleh Partaonan Daulay meminta aparat kepolisian sigap untuk menanggapi pengaduan dan laporan mengenai hal tersebut.

"Tadi malam, ada beberapa kawan pengurus DPP PAN yang berencana untuk membawa kasus ini ke Mabes Polri. Sedang dikumpulkan bukti-bukti pendukung," tutur Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah itu.

Jika pengaduan masyarakat di Polda DIY tidak ditanggapi dan ditindaklanjuti, maka DPP PAN akan menindaklanjutinya dengan melapor ke Mabes Polri.

Saleh mengatakan di tengah suasana yang semakin mendingin, tidak semestinya ada elemen masyarakat yang melakukan aksi-aksi provokatif.

Sebab, dikhawatirkan aksi itu bisa merembet luas dan dimanfaatkan orang-orang yang memiliki kepentingan temporal. Karena itu, para pelaku diharapkan segera mengakui kesalahannya dan segera meminta maaf.

"Kalau mereka mengaku salah dan meminta maaf, saya kira perbuatan mereka masih bisa dimaafkan. Tetapi kalau mereka merasa paling benar, maka hukum yang akan menentukan siapa yang benar dan salah," katanya. ###

Tidak ada komentar:

Posting Komentar